Langsung ke konten utama

MySelf~ Aku Berbeda




Penulis oleh : Hastu Wijayasri

Haii.. adakah belum mengenalku ya? yuk mengenaliku lebih dalam yaa.. kenalkan namaku Hastu Wijayasri, biasanya disapa Hastu. Ayahku yang memberi namaku sejak aku dilahirkan di Yogyakarta. Menurut Bahasa Sansekerta makna nama Hastu artinya bersungguh-sungguh dan Wijayasri artinya orang Sukses. Amiin. intinya orang yang bersungguh-sungguh maka dia akan sukses di depan matanya. Amiiiiin ya Allah SWT. Aku memiliki keterbatasan pendengaran atau biasa tuna rungu. Nah, aku lanjutkan ceritakan bagaimana aku bisa terlahir sebagai anak tuna rungu atau bagaimana aku bisa menjalani hidupku meski aku tuli? Oke aku akan menceritakan tentang kisahku. Semoga pembaca akan mengerti ini.

Seharusnya Ibu saya harus jaga kesehatan saat hamil. Namun awal bulan sekitar di 6 bulan karena Ibuku menghirup kotoran hewan yang tidak sengaja melalui pernafasan. Penyakit Ibuku diserang oleh Virus Rubela yang menyebabkan aku tuna rungu (gangguan pendengaran). (Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. dan juga menularkan ibu pada bayi dapat bereksiko cacat).   
bahkan Ibu saya merasa tidak fit dan kulitnya gatal-gatal sampai bentolan. Apakah ini musibah atau ujian? Kenapa harus seperti ini pada Ibuku agar beliau tenang bisa fokus saat mengandungku. Ujian itu sudah terlewati. Penderitaan itu berakhir tidak hanya ibu saja tetapi aku karena aku sudah terlanjur tuna rungu. Apakah ibuku menerimaku?

Untuk mengetahui lebih dalam tentang dibalik penyakit yang dialami. Akhirnya Ibuku dirujuk ke RS akan dites Rubela. Memang dari awal Ibu saya tidak menyadari kalau aku sudah terkena virusnya, Dokter yang memeriksa Ibuku mengatakan bahwa aku sudah diserang menjadi kecacatan pendengaran. Membuat kedua orang tuaku shok dan bingung mau bagaimana lagi. Beliau hanya menyerah kepada Sang Maha kuasa,Allah. Semoga Allah memberi keringanan pada keluargaku. Syukurlah hanya kerusakan pendengaran kecil saja yang tidak sampai lumpuh anggota badan.

Pada bulan ke-2, 5 February 1998. aku akhirnya dilahirkan anak ke-3 dengan Normal dan sehat. bobotku 3 kg. Orang2 sekitar mengatakan dulu aku kecil saat Bayi mungil itu cantik dan lucu. Mungkin efek matanya lentik gitu. Hehe. Mengundang kebahagiaan kehadiranku terasa oleh orang-orang terdekatku. Alhamdulillah, Ternyata orang tuaku ikhlas menerimaku karena sangat menyayangiku. Karena Ibuku merasa didukung oleh orang-orang sekitarnya membuatnya termotivasi untuk terus membesarkanku.


Lalu aku kembali diperiksa dengan tes Berra,(seperti tes pendengaran untuk mengetahui seberapa rata2 maksimal normal atau dibawah normal) di RS Sardjito, di sela-sela pada pemeriksaannya, aku tidak perhatikan kerjaan dokter itu ya karena aku kecil gak ingat apa2. Hehe. Setelah dikeluarkan hasilnya, Dokter THT menyarankan sebuah sekolah khusus penanganan masalah anak tuna rungu di SLB B Karnnamanohara. waktu itu masih umur 1 th, aku belum bisa bicara. Hanya menggunakan bahasa Isyarat untuk berkomunikasi dengan orang tuaku. Dan mereka berhasil memahamiku walau susah menangkap. Begitulah cara perjuangan orang tuaku agar mereka terbiasa dengan anaknya sepertiku.

Sejak aku mulai menginjak umur 2 th, walau usianya terlalu dini untuk mulai sekolah. Karena Orang tuaku ingin aku ditangani agar bisa menyesuaikan diri sendiri misal bisa bicara, berhitung dan cara berteman. Dan begitulah aku disekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) Karnnamanohara di Museum Affandi. Disana, ternyata asyik juga bisa mendapati teman-teman senasibku akan tetapi mereka tidak pernah kelihatan kecewa karena keterbatasan yang dimiliki. Begitu akupun. Gurupun juga sangat baik dan sabar saat mendidikku. Disana aku mendapati banyak teman-teman senasibku. Setiap hari, aku selalu semangat berangkat ke sekolah dan mengikuti belajar dan bermain bersama teman-teman. pelajaran yang paling aku sukai itu keterampilan karena senang bermain tangan yang bisa membuat hal yang baru. 

Tiap pulang sekolah, sore hari biasanya mengikuti TPA di masjid rumahku. Yang aku kenal itu Bu Solehah yang mengajariku membaca Iqro dengan sabar karena aku belum jelas berbicara kadang suka patah-patah bicara dan harus mengulanginya lagi. walau masih sedikit bisa membaca Al-Quran. Tapi aku berusaha belajar agama agar bisa mendekatkan kepada Allah. Aku memang selalu diejek oleh teman-teman sebayaku. Dengan begitu berani keluar rumah, aku tidak pernah takut akan diejek. Dulu kecil aku tidak mengerti apa yang dibicarakan teman2ku jadi aku tidak tahu kalau aku telah diejek. Hehe. Sesampai itu aku malah tambah banyak teman tetanggaku yang mengajakku bermain. Katanya tetanggaku, aku kecil orangnya ceria, nakal dan suka jahil. Hehehehe.

Waktu kecil, aku senang menggambar atau dicoret-coret di dinding rumah. habis sih terus dimarahi karena kelakuanku dengan dindingnya padahal baru saja dicat malah dikotori aku lagi. hehe

Sekolah bagaikan rumah keduaku, tidak hanya belajar saja. Aku juga punya pengalaman terkesan berkat sekolahku yang telah mendidiku hingga meraih prestasi. Aku mewakili sekolahku untuk mengikuti lomba mendongeng di Gembira Loka Zoo dalam memperingati hari hewan. Karena aku sudah mahir dalam berbicara sehingga aku diwakili bersama temanku Novita. sebelum aku tampil, aku telah melatih mendongeng. meski gugup, aku berani tampil dengan percaya diri.  akhirnya, aku mendapat juara 2 dan novita dapat juara 1, gustia juara 3. selain itu, aku juga meraih juara 3 lomba Menggarang judul Cita-citaku. aku bahkan belum berpikir mau jadi apa besok. tanpa ragu-ragu, aku menjawab Dokter.

Wali kelasku yang mengajar di kelasku, Bu Sulis namanya. Guru favorit kami meski kadang galak. Hehe. Bu Sulis merasa tantanganku yang paling mampu di kelas. Dan pun menyarankan kepada orang tuaku agar aku mencoba untuk pindah sekolah di umum untuk mengikuti pelajaran umum. Kepala sekolahpun mengizinkan hal itu. Terlalu sayang sama sekolahku bahkan rasanya berat harus berpisah dengan sekolah tercintaku. SLB B Karnnamanohara dan teman-temanku yang selalu memberiku semangat untuk maju.

Dengan susah payah, Orang tuaku sudah mencarikanku sekolah umum. Ternyata tidak mudahlah menemukan sekolah inklusi karena tidak semua sekolah SD yang bisa menerima anak ABK (anak berkebutuhan Khusus). setelah bertanya di SDN Giwangan & SD Muhammadiyah Miliran. kedua sekolah itu belum bisa menerimaku. karena sekolah itu belum memahami metode mengajar anak Inklusi. Kemudian aku diterima di SD N Gejayan dari kepala sekolah SLBku. sekolahnya cukup jauh dari rumahku. Akhirnya aku pindah saat naik ke kelas 5. Sambil berharap semoga generasi berikutnya semua Sekolah menerima anak inklusi untuk meraih mimpi mereka bukan mematahi semangat.nya.

Aku sempat grogi dan belum siap untuk masuk di Sekolah umum. kali pertama, aku mendapat kesulitan beradaptasi lingkungan sekolahku. Aku masih kangen suasana dengan sekolah lamaku. Apalagi sukar menerima pelajaran. Aku menghambat semua itu. Rasanya ingin menangis. Aku merasa minder. Tak apa, waktu demi waktu kedepan selalu berangkat sekolah dengan semangat. Itulah tantangan pertamaku yang harus dihadapi yaitu Belajar beradaptasi, berteman, dan juga pelajaran. Untuk mengatasi kesulitan itu, aku berusaha sebisaku untuk menerima semua ini bahkan aku selalu berkonsultasi dengan guru pendampingku, Bu Nining. Waktu itu, aku kembali di kelas 4 agar bisa menyesuaikan pelajaran. Saat Istirahat, aku melihat sebuah perpustakaan yang isinya ribuan macam-macam judul bukupun membuatku tertarik untuk ke sana. Mulailah aku bikin hobi baru, membaca. Seiring tiap istirahat selalu ke perpustakaan meski enggan mau menerima ajakan bermain oleh temanku. Karena aku punya asyik sendiri. Lama kelamaan, teman-teman sudah mau menerimaku kehadiranku dengan apa-adanya. Senang sekali ya punya teman seperti itu yang mau berteman denganku walau aku tuli.

pertama kali, dimana saat aku mengikuti Ujian kenaikan ke kelas 5. Aku mendapati banyak kesulitan dalam mengerjakan soal karena soal2 di SLB lebih mudah daripada di umum. hasil usahaku sendiri akhirnya membuahkan hasil, naik kelas dengan rangking 18 dari 29 siswa. Dari itu bahwa anak tuli itu bisa mampu menyaingi dengan teman normal walau hasilnya kecil tapi puas bisa naik kelas. Pengalaman lainnya, aku mengikuti lomba kesanku lomba Mading bersama teman-temanku. Lomba tersebut juga berhasil merebut juara 3 tingkat DIY. Menyenangkan karena bisa ikut lomba sama teman-temanku.

 

Sepulang sekolah, aku selalu ditanya oleh orang tuaku  "Bagaimana Hastu bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Aku langsung menjawab dengan sesuainya. Jika tidak bisa, aku menjelaskan alasanku. Mereka akhirnya memahamiku. Selain kegiatan sekolahku setelah pulang sekolah, aku mengikuti kegiatan Karate (olah raga bela diri) dan juga belajar menari di Sanggar tari. Tidak masalah irama tarian yang penting untuk mengembangkan bakatku.

Prestasi ke-tiga kalinya, aku meraih juara 2 lomba Olympiade Matematika dan IPA tingkat DIY khusus anak ABK. Aku bersyukur bisa ikut lomba yang bisa memacu kepercayaan diriku. Sudah tidak sekolah di SLB lagi tetapi kini di UMUM maka dari itu aku tidak boleh patah semangat dan putus asa. Bayangin betapa sulitnya hidupku yang harus tuli tapi semua itu ada hikmahnya yang dapat aku petik. Alhamdulillah, saat mau naik ke kelas 6 mendapat rangking 6 dari 36 siswa. Cukup bisa membanggakan orang tuaku.

Setelah lulus SD, aku melanjutkan ke SMP di SMP Taman Dewasa IP YK. Awalnya aku mau mendaftar di SMP N 2 Sewon. Karena jarak perjalanan terlalu jauh untuk ditempuh. tak terasa dimana aku menginjak masa remaja dan mulai mengembangkan kosakata/ Banyak sekali tantangan  yang harus ku hadapi, aku melaluinya hidupku penuh lika-liku berakhir berhasil terlewati.

Nggak cuma rasa minder yang aku harus hadapi. Semasa bangku SMP, aku pun pernah dibully oleh teman sebayaku di sekolah. Namun, aku tetap sabar dan tidak membalas. Saat itu aku malah mencoba menunjukkan kelebihanku lewat prestasi dengan meraih peringkat 3 di kelas. Bahkan mengikuti lomba umum sebagai mewakili sekolahku di bidang Menggambar dalam rangka FLS2N. Meski tidak mendapat juara, aku tidak boleh patah semangat. Dari lomba itu aku bisa mengatakan yang penting pengalaman :) saat mau naik ke kelas 9 SMP. Pada kelas 9, semester 1 dg rangking 5 sampai semester 2 menjadi 8, hehe. Di kelasku, saingan berat soalnya isinya para siswa yg peringkat tertinggi dari kelas lain. 
 

Kini aku melanjutkan lagi Sekolah Menengah Atas (SMA) karena aku ingin kuliah di perguruan tinggi. di SMA, aku mengambil jurusan MIA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) karena aku sangat menyukai IPA dan Matematika :) dari pandanganku, teman-temanku semua baik dan senang berteman denganku. Pada masa itu, aku mulai berani terbuka dan percaya diri agar tidak minder lagi seperti waktu SD dan SMP. Distulah, aku banyak belajar seperti bagaimana teman-temanku belajar berkomunikasi denganku. 

Saat masih kelas 10, guru pendampingku, Bu Dahlia namanya. Beliau menyarankanku untuk mengikuti seleksi OSN (Olympiade Sains Nasional), aku mengiyakan itu. Akhirnya, aku lolos dari seleksi itu dengan nilai 90. Aku juga akan mewakili Jogjakarta untuk mengikuti Lomba OSN tingkat DIY khusus Inklusi. Dengan usahaku membuahkan hasil menjuarai 1 akan diwakili DIY. Akupun melangkah pada kompetisi yang tidak biasa, OSN TINGKAT NASIONAL. akhirnya mimpiku mengikuti lomba lagi terwujud berkat bu Dahlia dan juga sekolahku yang selalu mendukungku. Selama 4 hari masa karantina di Quality Hotel, kegiatannya belajar bersama dosen MIPA UNY. Aku termotivasi dengan kesabaran dosen saat mengajariku. Seiring dengan usaha yang tak henti mengalirkan darahku selalu menggelorakan semangatku dan selalu berbagi motivasi kepada teman2. Berakhir itu aku meraih medali perak pada OSN pertamaku. Itu semua berkat dukungan orang tuaku, guru dan juga sekolahku. Alhamdulillah.

Rasanya aku ingin sekali lancar dalam berkomunikasi dan bergaul dengan teman-teman dengan modal percaya diri dan kelancaran bicara ditambah sedikit bahasa Isyarat. Dengan cara mengikuti Komunitas doodle Art "FULL OF DOODLE ART" isinya seniman muda yang menggeluti seni doodle Art. Sebagai pecinta seni, aku pun mengikutinya. Belajar berkomunikasi dan juga bergaul. Selain itu Remaja Masjid Semaki Gede apalagi Komunitas Doodle Art Yogyakarta dan juga Sanggar Seni Kinanti Sekar. hobiku enggak cuma membaca saja, berenang, menggambar, menari dan traveller. Dari berkat semua itu, mendukungku untuk selalu berkomunikasi dan bertambah banyak teman-teman. Hingga sampai sekarang malah aku pandai bergaul apalagi bercanda (yahkan keturunan keluarga. Hehe) 
    


Sebagai seorang gadis tunarungu, aku harus bersikap terbuka dan percaya diri. selama hidupku sunyi karena tidak bisa mendengar, tetapi aku dapat merasakan bunyi itu melalui hati! masih banyak orang-orang mengerti keadaannya. walau hidupku seperti ini, aku tidak boleh malu dan minder. Aku harus bersyukur kepada Allah apa yang aku miliki. karena semua makhluk hidup ciptaan Allah sama di mata Allah. waktuku masih panjang, perjuangan hidupku masih berlanjut sampai sekarang. dengan berusaha, berikthiar, beribadah agar dapat mencerahkan masa depan nanti. aku berbeda! tidak masalah bagiku yang penting aku BISA! Anak tuli sepertiku mampu melakukan apa saja dibanding anak normal.


nah, ini adalah cerita perjalanan kisahku sejak kecilku sampai sekarang. semoga bermanfaat buat blogger, netizen dan semua orang ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman waktu SMP (Sekolah Menengah Pertama)

Alhamdullilah setelah tamat SD (Sekolah Dasar) dan menjadi Alumni SDN GEJAYAN, sesungguhnya aku masih mampu melanjutkan Sekolah umum SMP lagi. Setelah lama berpikir mencari sekolah yang menerima anak inklusi karena aku memiliki terbatasan mendengar. Bu Nining (guru pendamping di SDN GEJAYAN) yang memberiku pilihan sekolah SMP. Pilihannya yaitu SMP N 2 SEWON YK dan SMP TAMAN DEWASA IP YK. Setelah UN SD, liburan pun tiba aku tidak hanya sekadar bersantai tetapi berniat untuk melanjutkan SMP karena itu aku mencari sekolah SMP. Aku lebih milih sekolah di SMP TAMAN DEWASA IP YK daripada di SMP N 2 SEWON YK. Karena sekolah SMP TDIP yk jaraknya dari rumahku lebih dekat tetapi bukan bebas biaya namun melainkan biaya SPP yg sangat mahal tetapi aku tetap minat. Sementara SMP N 2 SEWON YK memang bagus dan bebas biaya, di sana juga alumni anak-anak tunarungu dan juga teman lamaku dulu seperti kak Kaka,Kak Riri, banyak lagi tetapi jarak nya sangat jauh seperti ke SDN GEJAYAN. Aku tidak ingi...

Cerita Wayang RAMA SHINTA (bahasa indonesia dan inggris)

*** Kisah Ramayana diawali dengan adanya seseorang bernama Rama, yaitu putra mahkota Prabu Dasarata di Kosala dengan ibukotanya Ayodya. memiliki tiga saudara bernama Barata, Laksmana dan Satrukna. Rama lahir dari isteri pertama Dasarata bernama Kausala, Barata dari isteri keduanya bernama Kaikeyi serta Laksmana dan Satrukna dari isterinya ketiga bernama Sumitra. Mereka hidup rukun. Sejak remaja, Rama dan Laksmana berguru kepada Wismamitra sehingga menjadi pemuda tangguh. Rama kemudian mengikuti sayembara di Matila ibukota negara Wideha. Berkat keberhasilannya menarik busur pusaka milik Prabu Janaka, ia dihadiahi putri sulungnya bernama Sinta, sedangkan Laksmana dinikahkan dengan Urmila, adik Sinta. Setelah Dasarata tua, Rama yang direncanakan untuk menggantikannya menjadi raja, gagal setelah Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata bahwa yang berhak atas tahta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama 15 (lima belas) tahun. Atas dasar janji itulah dengan lapang dada Rama pergi menge...

STUDY TOUR KE BALI

STUDY TOUR KE PULAU DEWATA, BALI Pada tanggal 11 Desember 2015, SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta mengadakan acara Study Tour ke Pulau Bali. Pukul 08.00 WIB, Kami berkumpul di Lapangan Karang, kotagede sekitar sekolahku. Menurut data yang kami terima, aku ditempatkan bus no. 2 dari jumlah 4 bus. Setelah kami naik ke bus 2, bus no 2 pun berangkat dengan no urut 2. Selfie dulu sebelum otw Dalam perjalanan, ada yang tidur, ada yang bercanda, berfoto-foto, ada yang menari dan menonton film untuk menghilangkan bosan. Sekitar jam 12.00 WIB, kami berhenti di rumah makan di Ngawi untuk makan siang dan melaksanakan sholat dhuhur dan sholat Jum’at. Setelah, makan siang kami dilanjutkan untuk Sholat dhuhur dan bagi anak laki-laki melaksanakan sholat jum’at. Setelah semua selesai, kami melanjutkan kembali dalam perjalanan. Pada pukul 19.30 WIB, kami telah sampai di Rumah Makan daerah Pasuruan, Probolinggo untuk makan malam dan melaksanakan sholat magrib di jamak dengan isya...